Monday, November 28, 2011

Catatan Kecil untuk Kita Berdua Sayang

 Terimakasih, mungkin kata itu adalah kata yang paling pantas aku ucapkan untukmu, wahai istriku. Alhamdulillah ya bund, kita berdua berhasil melewati suka dan dukanya bersama.

Iya bund, hari ini tepat 2 tahun silam kita mengikatkan jiwa kita berdua saling erat dalam ikatan suci.

Tanpamu takkan ada hari ini bund..

Terimakasih bund, karena di 6 tahun lalu engkau mau menerima cintaku. Cinta yang pernah mengejang lalu burai menjadi perca-perca di beberapa tinta kehidupan sebelumnya. Sempat membuatku percaya bahwa nyanyian perut dan siulan cangkang otak lebih berharga daripada sebongkah permata yang orang biasa namakan cinta. Hingga akhirnya engkau datang, menerima pinggan asmara yang aku tawarkan. Engkau tersenyum. Lalu mengangguk. Kepercayaanku pada nyanyian perut dan siulan cangkang otak pun pudar sudah.

Terimakasih bund, 4 tahun kita melewati masa-masa bahagia bersama. Tak henti-hentinya engkau mengingatkanku pada setiap kelalaianku untuk hablumminallah serta hablumminannas-ku. Untuk selalu berbuat serta berprasangka baik pada setiap insanNya, apalagi terhadapNya. Dan meski sempat kita terpisah samudera, tapi itu tak membuatmu berhenti untuk mencintaiku. Tak membuatmu berhenti untuk terus percaya aku. Tak membuatmu berhenti untuk selalu berdoa dan mendoakan aku. Tak henti-hentinya kita saling menggenggam jemari dan hati, saat kita panjati bukit Muria atau manakala tanah rencong menyambutku sesaat.

Terimakasih bund, 2 tahun lalu engkau mau untuk menerima tawaran dariku untuk menjadi nahkoda pada bahtera semesta kita berdua nantinya dan selamanya. Tidak ada janji langit yang aku tawarkan padamu bund, hanya bahwa aku tak akan pernah membuatmu menyesal menjadi pendampingku dalam mengarungi samudera alam raya ini.


Terimakasih bund, setahun yang lalu, 12 purnama silam, semakin gemerlap lah bahtera semesta kita manakala perempuan mungil penerus generasi kita telah hadir atas izinNya, menemani kita berdua mengarungi samudera kehidupan hari ini, nanti dan selanjutnya. Semakin mengharumkan ikatan jiwa kita bund.

Terimakasih bund, penggilan sayangku padamu mengingatkanku kali pertama engkau mendengarnya. Dan bibir manismu pun pendarkan senyuman. Tawa renyah pun mengikutinya kemudian. Itu Bunda dek, bukan Bunder apalagi Ubun-Ubun. Tawa gelimu kembali mengingatkanku bahwa sepertinya tidak ada bidadari lain ciptaanNya yang mampu menyaingi kecantikanmu, sayang. Meski kini aku tarik kembali kata-kataku karena telah hadir 2 bidadari yang sama cantiknya menemaniku.

Bund, engkau telah memberiku jawaban yang indah ketika bibir kusamku gulirkan sebuah tanya, “Kenapa engkau memilihku, mencintai dan mau hidup bersamaku selamanya?”

Engkau pun menjawab, “Karena aku bahagia, Ayah...”

“Terimakasih bund...selamat ulang tahun pernikahan kita yang kedua yaa...”

[ 28 November 2009 s/d 28 November 2011 ]

0 komentar:

Post a Comment

Bahwa kebebasan berbicara dan berkomen adalah hak setiap warga negara (yang diharapkan kewarasannya), maka diperbolehkan untuk membebaskan segala penulisan aksara dalam wujudan kritik, saran, opini dan segala umak umik yang merupakan ekspresi fakta. Silakan umak umik bebas!

Flag Translating

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Mereka adalah Sahabat