Thursday, June 24, 2010

Kocekku semampir di Lenovo G460


Judul yang sangat kemlekeren bagiku. Rejeki yang semampir di patangatus sewidak. Setelah lama berkutat dengan pemeliharaan atas keping-keping kocek yang tersimpan di dalam sebuah celengan badak, akhirnya keputusan untuk menukarkannya dengan sebuah lepi muncul. Walaupun sebenarnya keputusan itu mak jegagik muncul dikarenakan semaputnya komputerku di rumah. Segera saja kusamperin mbah gugel buat nguprak-nguprak segelumit informasi, warta dan berita tentang si imut Lenovo G 460. Tengok kocek di saku. Intip kepeng di dompet. Sip! Dengan langkah sigap dan niat tulus ikhlas, kulayangkan kakiku memindai harga di segenap toko-toko yang memajang kompi dan lepi.

Tengok ke kiri, tengok ke depan, toleh ke belakang, eh ada mbak-mbak yang semlohai (wuit menggok temane iks…kembali ke lepi). Lembar demi lembar brosur yang mempertontonkan kebugilan para lepi aku sambar demi untuk mengkroscek harga yang membungkusnya. Mataku merem melek melihat harga. Sekilas kulihat si patangatus seket dan si patangatus sewidak tampak membuai kemolekan pupil mataku. Tapi jeroan otak intel core 3, DDR 3 serta GE FORCE limangatus rolas semakin membuat keikhlasan untuk memeliharanya semakin besar. Tapi tunggu dulu, aku belum haqul yaqin seratus persen bila hanya di satu petarangan.

Sebuah mall pemajang dan media alur transaksi elektronik yang bercokol di pertigaan Gondomanan segera aku hinggapi. Lajur-lajur stand aku lewati. Lembar demi lembar kertas berwarna-warni penyombong bentuk dan harga kembali memenuhi isi tasku. Cuih regane cuk! Edyan, bener-bener susah nyariin nie lepi patangatus sewidak. Obral demi obral bonus dan diskon tercuap dari mulut-mulut manis para pemajang dan penunggu bertubuh biasa wae ora seksi blas wkwkwkwk….rak ngaruh ndez!


Akhirnya pendapa pemajang terakhir aku hinggapi juga. Toko dari sang brand itu sendiri. LENOVO. Duduk manis. Pasang muka melas. Dan lalu pertanyaan demi pertanyaan kusemburkan ke depan mas yang jadi pemajang kali ini. Tidak adanya kewaguan dari jawaban-jawaban si mas membuatku keukeuh untuk memelihara LENOVO G 460 itu. Kocek yang logis dibalut dengan bonus yang lugas pun akhirnya tertransaksilah. Berbekal muka melas lagi, kutambahkan untuk penanaman beberapa suntikan imunisasi program ke dalam lepi patangatus sewidak ini. Si mas mengangguk. Nuwun.


Akhirnya lepi patangatus sewidak lenopo sudah dalam genggaman. Dengan hati riang dan senyum sedikit wagu, aku pulang dengan membawa sebuah piaraan bernama Narayan (nama yang aku catutkan untuk si patangatus sewidak-ku). Dan media penerima sawer yang mocer (yang telah ngendon di cangkang otak sebelah kanan beberapa abad silam) telah ada di genggaman.


Dan….klipuk….

2 komentar:

suryaden ngomeng

klipuk ria.. waduh wenake...

plenug ngomeng

[suryaden]: waaahahaha....lha iki jih mawut script'e crumb :P

Post a Comment

Bahwa kebebasan berbicara dan berkomen adalah hak setiap warga negara (yang diharapkan kewarasannya), maka diperbolehkan untuk membebaskan segala penulisan aksara dalam wujudan kritik, saran, opini dan segala umak umik yang merupakan ekspresi fakta. Silakan umak umik bebas!

Flag Translating

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Mereka adalah Sahabat