Thursday, July 08, 2010

Sudahi Penggembalaan Ketakutan Untuk Rakyat Negri !

Sepertinya bagi saya, bukan sebuah hal nyebahi baru yang bisa dikecap tentang sebuah aksi teror yang merupakan upaya untuk menggembalakan ketakutan kepada rakyat. Hal yang sudah terlalu biasa terjadi untuk menutupi kebusukan dari yang busuk sebelumnya. Tanpa kejantanan, mereka membombardir sejuta rasa kecemasan ke hamparan ‘akar rumput’, untuk berusaha agar ‘bangkai busuk’ itu tak mampu disentuh. Tama mungkin adalah satu diantara sekian ribu kasus tentang teror yang pernah dirasakan dan dideritakan ke rakyat.

Insiden pembacokan pada Tama Satrya Langkun, Peneliti Divisi Investigasi Publik dan investigator ICW, adalah kasus kesekian kalinya yang dialami oleh para pendobrak kebusukan bangkai korupsi di negeri ini. Selalu cara-cara busuk itu digunakan demi membungkam rakyat yang berani bersuara. Dan ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya pun telah terjadi pelemparan bom Molotov di kantor majalah Tempo. Tentu saja tanpa bisa dipungkiri insiden itu berkaitan dengan terbitnya majalah Tempo dengan edisi ‘Rekening Gendut Jenderal Polri’ yang kemudian ‘laris manis’ layaknya kacang goreng garing. Laris atau justru malah sebuah usaha untuk mengebiri warta dan informasi yang seharusnya dikecapkan kepada khalayak ramai?

Masih lekat di benak saya, tentang kasus kematian aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir. Seorang aktivis yang berani menyuarakan akan busuknya bangkai korupsi di tubuh TNI. Dulu pun pernah satu masa yang teramat lampau tentang hilangnya nyawa seorang wartawan suratkabar, Udin. Dan masih banyak lagi yang tak bisa disebutkan agar tidak menjadi sebuah makalah tebal. Selalu saja ketika ada rakyat negri yang berani bersuara untuk membongkar borok-borok negri, selalu pula di saat itu teror pada rakyat akan kembali dilecutkan. Nyawa, mungkin bisa jadi adalah sebuah taruhan terakhir diantara gerbang dunia dan akhir, manakala keberanian untuk bersuara telah digemakan.

Ironisnya semuanya tak akan pernah bangkit ke permukaan. Semua akan hilang, dilibas dan disaput ‘awan gelap’. Tapi penggembalaan ketakutan, kecemasan serta pengebirian informasi dan warta kepada masyarakat akan terus terjadi. Semakin itu tumbuh dan berkembang, semakin sulit untuk mendobrak dan membongkar semua konspirasi tingkat tinggi. Semakin 'benang kusut' tiap kejadian semakin tak bisa diurai.

Apa jadinya jika suara-suara kebenaran yang lantang disorakkan itu dipenggal? Lalu dimana sebenarnya abdi masyarakat yang menjadi pengayom rakyat negri? Apa jadinya jika para pengayom itu lebih memilih ngeloni para begajul yang lebih tidak rela diusik kenikmatannya dalam menggunakan segala cara untuk membungkam masyarakat yang mau dan berani bersuara?

STOP TEROR! 
Kami muak! 
Hentikan semua usaha pengebirian atas informasi!!
Hentikan segala upaya penggembalaan ketakutan untuk rakyat negri!!!

2 komentar:

suryaden ngomeng

merdekaaa...

rakyat harus merdekaa

plenug ngomeng

rakyat sudah muak dengan semua kebusukan yang terjadi

merdeka!!!

Post a Comment

Bahwa kebebasan berbicara dan berkomen adalah hak setiap warga negara (yang diharapkan kewarasannya), maka diperbolehkan untuk membebaskan segala penulisan aksara dalam wujudan kritik, saran, opini dan segala umak umik yang merupakan ekspresi fakta. Silakan umak umik bebas!

Flag Translating

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Mereka adalah Sahabat